Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

ASKEP GG


I.     KONSEP MEDIS
A.    PENGERTIAN
Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urine
Gagal ginjal terbagi menjadi 2 yaitu :
1.      Gagal ginjal akut adalah penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba yang biasanya tapi tidak seluruhnya, reversibel atau hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular
2.      Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan irreversibel. Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan ringan, sedang, dan berat. Azotemia adalah peningkatan BUN dan ditegakkan bila konsentrasi urum plasma meningkat. Uremia adalah sindrom akibat gagal ginjal yang berat. Gagal ginjal terminal adalah ketidakmampuan renal berfungsi dengan adekuat untuk keperluan tubuh (harus dibantu dialisis dan transplantasi) atau gagal ginjal kronis adalah penyakit renal tahap-akhir (ERSD) merupakan gangguan fungsi renal yang progresifdan ireversibel dimana kemampuan tubug gagal untuk mempertahankan  metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit.  

B.   ETIOLOGI
Penyebab GGA diklasifikasikan dalam 3 kelompok, yaitu :
1.      Praginjal atau sirkulasi terjadi akibat kurangnya perfusi ginjal  dan perbaikan dapat terjadi dengan cepat setelah kelainan tersebut diperbaiki, misalnya hipovolemia atau hipotensi, penurunan curah jantung dan peningkatan visikositas darah
2.      Pascaginjal atau obstruksi terjadi akibat obstruksi aliran urin, misalnya obstruksi pada kandung kemih, uretra, kedua ureter, dsb
3.      Ginjal atau instrinsik atau parenkimal, akibat penyakit pada ginjal atau pembuluhnya terdapat kelainan histologis dan kesembuhan tidak terjadi dengan segera pada perbaikan faktor ginjal atau obstruksi, misalnya nekrosis tubular akut,nekrosis kortikal akut, penyakit glomerulus akut, obstruksi vaskular akut, dan nefrektomi
Penyebab GGK adalah glomerulonefritis, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik, nefropati diabetik, penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, gout, dan tidak diketahui

C.    PATOFISIOLOGI
Terdapat 4 tahapan klinik GGA :
v  Periode Awal
Dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria
v  Periode Oliguria
Volume urin kurang dari 400ml/24 jam disertai dengan peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasa disekresikan oleh ginjal (urea, kreatinin, asam urat, kalium dan magnesium). Pada tahap ini untuk pertama kalinya gejala uremik muncul, dan kondisi yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.
v  Periode Diuresis
Pasien menunjukkan peningkatan jumlah urin secara bertahap, disertai tanda perbaikan glumerulus. Nilai laboratorium berhenti meningkat dan akhirnya menurun. Tanda uremik mungkin masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan. Pasien harus dipantau ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini. Jika terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.
v  Periode Penyembuhan
Merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal yang berlangsung selama 3 sampai 12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali normal. Meskipun terdapat reduksi laju filtrasi glomerulus permanen sekitar 1% sampai 3%. Tetapi hal ini secara klinik tidak signifikan
Proses terjadinya GGK :
v  Gangguan klirens renal
Banyak maslah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal).
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka klirens kretinin akan menurun, kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darh (BUN) juga akan meningkat.
v  Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi. HT juga dapat terjadi akibat aktivasi resis reninangiotensin dan kerjasama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. Pasien lain mempunyai kecenderungan untuk kehilangan garam, mencetuskan resiko hipotensi dan hipovolemia. Episode muntah dan diare menyebabkan penipisan iar dan natrium, yang semakin memperburuk status uremik
v  Asidosis
Dengan demikian berkembangnya penyakit renal, terjadi asiadosis metabolik sering dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan . penurunan sekresi asam terutama akibat ketidakmampuan tubulus ginjal untuk menyekresi amonia dan mengabsorpsi natrium bikarbonat. Penurunan sekresi fosfat dan asam organik lain juga terjadi
v  Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI. Eritropoetin suatu substansi normal yang diproduksi oleh ginjal, menstimulasi sum-sum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Pada gagal ginjal produksi eritropoetin menurun dan anemia berat terjadi, disertai keletihan, angina dan napas sesak.
v  Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang.
v  Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan parathormon.

D.     MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala GGA :
*    Perubahan  haluaran urine (haluaran urin sedikit, mengandung darah dan gravitasinya rendah (1,010) sedangkan nilai normalnya adalah 1,015-1,025)
*    Peningkatan BUN, creatinin
*    Kelebihan volume cairan
*    Hiperkalemia
*    Serum calsium menurun, phospat meningkat
*    Asidosis metabolik
*    Anemia
*    Letargi
*    Mual persisten, muntah dan diare
*    Nafas berbau urin
*    Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan otot dan kejang
Tanda dan gejala GGA :
*    Kardiovaskuler
Ø  Hipertensi
Ø  Pitting edema
Ø  Edema periorbital
Ø  Pembesaran vena leher
Ø  Friction rub perikardial
*    Pulmoner
Ø  Krekel
Ø  Nafas dangkal
Ø  Kusmaul
Ø  Sputum kental dan liat
*    Gastrointestinal
Ø  Anoreksia, mual dan muntah
Ø  Perdarahan saluran GI
Ø  Ulserasi dan perdarahan pada mulut
Ø  Konstipasi / diare
Ø  Nafas berbau amonia
*    Muskuloskeletal
Ø  Kram otot
Ø  Kehilangan kekuatan otot
Ø  Fraktur tulang
Ø  Foot drop
*    Integumen
Ø  Warna kulit abu-abu mengkilat
Ø  Kulit kering, bersisik
Ø  Pruritus
Ø  Ekimosis
Ø  Kuku tipis dan rapuh
Ø  Rambut tipis dan kasar
*    Reproduksi
Ø  Amenore
Ø  Atrofi testis

E.     KOMPLIKASI
GGA :
*    Jantung, Udema Paru, Aritmia, efusi perikardium
*    Gangguan elektrolit : hiperkalemia, hiponatremia, asidosis
*    Neurologi : iritabilitas, neuromaskular, flap, tremor, koma, gangguan kesadaran, kejang
*    Gastrointestinal : nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum, perdarahan gastrointestinal
*    Hematologi : anemia, diatesis hemoragik
*    Infeksi : pneumonia, septikemia, onfeksi nosokomial
GGK :
*    Hiperkalemia
*    Perikarditis, efusi perikardialdan tamponade jantung
*    Hipertensi
*    Anemia
*    Penyakit tulang
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449)

F.    PEMERIKSAAN PENUNJANG
*    Urin
Ø  Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)
Ø  Warna: secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkanoleh pus, bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan menunjukkkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin
Ø  Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukkn kerusakan ginjal berat
Ø  Osmoalitas: kuran gdari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakn ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1
Ø  Klirens kreatinin: mungkin agak menurun
Ø  Natrium:lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium
Ø  Protein: Derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
*    Darah
Ø  BUN/ kreatinin: meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
Ø  Ht : menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
Ø  SDM: menurun, defisiensi eritropoitin
Ø  GDA:asidosis metabolik, ph  kurang dari 7,2
Ø  Natrium serum : rendah
Ø  Kalium: meningkat
Ø  Magnesium;
Ø  Meningkat
Ø  Kalsium ; menurun
Ø  Protein (albumin) : menurun
*    Osmolalitas serum: lebih dari 285 mOsm/kg
*    Pelogram retrograd: abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
*    Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
*    Endoskopi ginjal, nefroskopi: untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif
*    Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, masa
*  EKG: ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
(Doenges, E Marilynn, 2000, hal 628- 629)

G.    PENATALAKSANAAN
GGA :
Perbedaannya dengan gagal ginjal kronik adalah pasien memiliki kemungkinan lebih besar memerlukan terapi spesifik terapi dengan cepat, lebih terlihat sakit, lebih jelas oliguria dan lebih terpapar kemungkinan komplikasi akut seperti hiperkalemia dan perdarahan saluran cerrna. Penatalaksanaan secara umu adalah :
*    Diagnosa dan tata laksana penyebab
Ø  Kelainan praginjal dilakukan pengkajian klinis meliputi faktor pencetus keseimbangan cairan , dan status dehidrasi. Kemudian diperiksa konsentrasi natrium urine, volume darah dikoreksi, diberikan diuretik, dipertimbangkan pemberian inotropik dan dopamin
Ø  Kelainan pascagiri pungnjngguan miksi atau nyal dilakukan pengkajian klinis meliputi apakah kandung kemih penuh, ada pembesaran prostat, gangguan miksi, nyeri pinggang. Dicoba memasang kateter urine, selain untuk mengetahui adanya obstruksi juga untuk pengawasan akurat dari urine dan mengambil bahan pemeriksaan. Bila perli dilakukan USG ginjal
Ø  Kelainan ginjal. Dilakukan pengkajian klinis, urinalisa, mikroskopik urin dan pertimbangkan kemungkinan biopsi ginjal, ateriografi dan tes lainnya
*    Penatalaksanaan gagal ginjal
Ø  Mencapai dan mempertahankan keseimbangan natrium dan air. Masukkan natrium dibatasi hingga 60mmol/hari dan cairan cukup 500ml/hari diluar kekurangan hari sebelumnya atau 30ml/jam diluar jumlah urin  yang dikeluarkan jam sebelumnya. Namun keseimbangan harus terus diawasi
Ø  Memberikan nutrisi yang cukup. Bisa melalui suplemen tinggi kalori atau hiperalimentasi intravena
Ø  Mencegah dan memperbaiki intravena, terutama ditujukan terhadap infeksi saluran napas dan nosokomial, demam harus segera dideteksi dan diterapi. Kateter harus segera dilepas bila diagnosis obstruksi kandung kemih dapat disingkirkan
Ø  memperbaiki perdarahan saluran cerna. Feses diperiksa untuk adanya perdarahan dan dapat dilakukan endoskopi
Ø  dialisis dini atau hemofiltrasi sebaiknya tidak ditunda sampai ureum tinggi, secara umum continous haemofiltration dan dialisis peritoneal paling baik dilakukan diruang intensif sedangkan hemodialisis intermitten dengan kateter subklavia ditujukan untuk pasien lain dan sebagai tambahan untuk pasien katabolik yang tidak adekuat dengan dialisi peritoneal atau hemofiltrasi
*    Penatalaksanaan organ lain
Ø  Umumnya pada pasien dengan kegagalan multiorgan memiliki prognosis lebih buruk.
GGK
*    tentukan dan tatalaksana penyebab
*    Optimalisasi dan pertahankan  keseimbangan cairan dan garam
*    Diet tingi kalori dan rendah protein
*    Kontrol hipertensi
*    Kontrol ketidseimbangan cairan
*    Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal, hiperfostemia dikontrol dengan mengikat fosfat alliminium hidroksida (300-800mg) atau kalsium karbonat (500-3000mg) pada setiap makan. Namun hati-hati dengan toksilitas obat tersebut. Berikan suplemen vit D dan dilakukan paratiroidektomi atau indikasi.
*    Deteksi dini terapi infeksi
*    Modifikasi terapi obat dengan funfsi ginjal. Banyak obat-obatan yang harus diturunkan dosisnya karena metabolitnya toksik dan dikeluarkan oleh ginjal, misalnya digoksin, aminoglikosid, analgesik opiat, amfoterisin, dan alopurinol. Juga obat-obatan yang memungkinkan katabolisme dan ureum darah, misalnya tetraskilin, kortikosteroid dan sistolik
*    Deteksi dan terapi komplikasi
*    Persiapkan dialisi dan program transplantasi

II. KONSEP KEPERAWATAN
A.    PENGKAJIAN
GGA :
Ø  AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala : keletihan, kelamahan, malaise
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus otot
Ø  SIRKULASI
Tanda : hipotensi/hipertensi (termasuk hipertensi malignan,eklampsia, hipertensi akibat kehamilan), disratmia jantung, nadi lemah/halus, hipotensi ortostatik, DVJ, nadi kuat, edema jaringan umum, pucat, kecenderungan perdarahan
Ø  ELIMINASI
Gejala : perubahan pola berkemih biasanya : peningkatan frekuensi, poliuria, atau penurunan frekuensi/oliguria, disuria, ragu-ragu, retensi, abdomen kembung, diare/konstipasi, riwayat HPB, batu/kalkuli
Tanda : perubahan warna urin contoh kuning pekat, merah, cokelat, berawan, oliguria (biasanya 12-21 hari), poliuria (2-6L/hari)
Ø  MAKANAN/CAIRAN
Gejala : peningkatan BB, penurunan BB, mual, muntah, anoreksia, nyeri ulu hati, penggunaan diuretik
Tanda : perubahan turgor kulit/kelembaban, edema (umum, bagian bawah)
Ø  NEUROSENSORI
Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur. Kram otot/kejang, sindrom “kaki gelisah”
Tanda : gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonstrasi, hilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang
Ø  NYERI/KENYAMANAN
Gejala : nyeri tubuh, sakit kepala
Tanda : perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
Ø  PERNAPASAN
Gejala : napas pendek
Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi, kedalaman, napas amonia, batuk produktif dgn sputum kental merah muda (edema paru)
Ø  KEAMANAN
Gejala : adanya reaksi transfusi
Tanda : demam, petekie, area kulit ekimosis, pruritis, kulit kering
Ø  PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala : riwayat penyakit polikistik keluarga, nefritis herediter, batu urinarus, malignasi, riwayat terpajan toksin, obat nefrotik, tes diagnostik dengan media kontras radiografik, kondisi yg terjadi bersamaan : tumor pd saluran kemih, sepsis gram negatif, trauma, perdarahan KID, luka berkemih,gangguan, autoimun
Pertibangan rencana pemulangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6,4 hari, memerlukan pilihan/bantuan dgn obat, pengobatan, suplai, transport, tugas pemeliharaan rumah.
GGK
Ø  AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala : kelelahan ekstrem, kelemahan, malaise, gangguan tidur
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
Ø  SIRKULASI
Gejala : riwyat hipertensi lama atau berat, palpitasi, nyeri dada
Tanda : HT, DVJ, nadi kuat, udema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak, tangan, disritmia jantung, nadi lemah halus, hipotensi ortostatik, menunjukkan hipovolemia, yg  jarang  pada penyakit tahap akhir, friction rub perikardial, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning, kecendungan perdarahan
Ø  INTEGRITAS EGO
Gejala : faktor stress, contoh finansial, hubungan dan sebagainya, perasaan tak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan
Tanda : menolak, ansietas, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian
Ø  ELIMINASI
Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria, abdomen kembung, daire/konstipasi, perubahan warna urin, contoh  kuning pekat, merah, colkat berawan, oliguria, dapat menjadi anuria
Ø  MAKANAN/CAIRAN
Gejala : peningkatan BB, penurunan BB (malnutrisi), anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut, penggunaan diuretik
Tanda : distensi abdomen/asites, pembesaran hati, perubahan turgor kulit/klembaban, udema, ulserasi/perdarahan gusi dan lidah, penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga
Ø  NEUROSENSORI
Gejala : sakit kepala, penglihatan kabur, kram otot/kejang, sindrom “kaki gelisah”, kebas rasa terbakar pada telapak kaki, kebas/kesemutan dan kelemahan, khusunya ekstremitas bawah
Tanda : gangguan status mental, contoh penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma, penurunan DTR, tanda chovestek dan tousseau, kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang, rambut tipis, kuku rapuh dan tipis
Ø  NYERI/KENYAMANAN
Ø  Gejala : nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki(memburuk saat malam hari)
Tanda : perilaku berhati-hati/distraksi, gelisah
Ø  PERNAPASAN 
Gejala : napas pendek, dispnea nokturnal paroksismal, batuk dengan/tanpa sputum kental dan banyak
Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi,kedalaman (pernapasan kassmaul), batuk produktif dengan sputum merah muda-encer (edema paru)
Ø  KEAMANAN
Gejala: kulit gatal, ada/berulangnya infeksi
Tanda : pruritis, demam, normotermia dapat secara aktualterjadi peningkatan pada pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal (efek GGK/depresi respons imun), petekie, area ekimosis pada kulit, fraktur tulang, deposit fosfat kalsum pada kulit, jaringan lunak, sendi, keterbatasan gerak sendi
Ø  SEKSUALITAS
Gejala : penurunan libido, amenorea, infertilitas
Ø  INTERAKSI SOSIAL
Gejala : kesulitan menentukan kondisi, cth tak mampu bekerja, mempertahanan fungsi peran biasanya dalam keluarga
Ø  PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala : riwayat DM keluarga, penyakit polikistik, nefritis herediter, kalkalus urinaria, malignansi, riwayat terpajan pada toksin, penggunanaan antibiotik nefrotoksik saat ini/berulang
Pertimbangan rencana pemulangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 6;4 hari, memerlukan bantuan dalam obat, pengobatan, suplai, transportasi, pemeliharaan rumah.

B.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
GGA
1.      Kelebihan volume cairan b.d retensi air
2.      Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d kelebihan cairan, ketidakseimbangan elektrolit, asiadosis berat
3.      Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d katabolisme protein, anoreksia, mual dan muntah
4.      Kelalahan b.d penurunan produksi energi metabolik, anemia
5.      Resiko tinggi terhadap infeksi b.d depresi pertahanan imunologi dan prosedur invasif
GGK
1.      Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan dan natrium
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa
3.      Kurang pengetahuan b.d kondisi dan penanganan
4.      Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisis
5.      Gengguan harga diri b.d ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual

C.    INTERVENSI
GGA
1.      Kelebihan volume cairan b.d retensi air
Tujuan : menunjukkan haluaran urin tepat dengan berat jenis/hasil lab mendekati normal dan tak ada udema
Intervensi
Rasional
1. awasi denyut jantung, TD, CVP



2. catat pemasukan dan pengeluaran akurat

3. awasi berat jenis urine




4. rencanakan pengganti pada pasien, dalam pembatasan multipel. Berikan minuman yang disukai sepanjang 24 jam. Berikan bervariasi, contoh panas, dingin dan beku

5. timbang BB tiap hari dengan alat dan pakaian sama


6. aukskultasi paru dan bunyi jantung



7. kaji tingkat kesadaran, selidiki perubahan mental dan adanya gelisah


8. kolaborasi : awasi pemeriksaan lab

    Berikan obat sesuai indikasi
Diuretik, cth mannitol
Siapkan untuk dialisis sesuai indikasi
1. takikardia lan ginjal mengeluarkan hipertensi terjadi karena kegagalan ginjal mengeluarkan urine, pembatasan cairan berlebihan selama mengobati hipovolemia
2. perlu untuk menentukan fungsi ginjal, kebutuhan penggantian cairan, dan penurunan resiko pengeluaran cairan
3.   untuk mengukur kemampuan ginjal mengonsentrasikan urne, pada gagal intrarenal berat jenis biasanya sama/kurang dari 1,010 menunjukkan kemampuan untuk memekatkan urine
4. membantu menghindari periode tanpa cairan, meminimalkan kebosanan pilihan yang terbatas dan menurunkan kekurangan haus


5. penimbangan BB harian adalah pengawasan status cairan terbaik. Peningkatan BB lebih dari 0,5kg/hari diduga ada retensi cairan
6. kelebihan cairan dapat menimbulkan udema paru dan GJK dibuktikan oleh terjadinya bunyi napas tambahan, bunyi jantung ekstra
7. dapat menunjukkan adanya perpindahan cairan, akumulasi toksin, asidosis, ketidakseimbangan elektrolit, atau terjadinya hipoksia
8. untuk mengetahui kondisi ginjal dan menetukan intervensi selanjutnya
Diberikan pd fase oliguria untuk mengubah ke fase nonoliguria
Dilakukan untuk memperbaiki kelebihan volume, ketidakseimbangan elektrolit, asam/basa dan untuk menghilangkan toksin.

2.  Resiko tinggi penurunan curah jantung b.d kelebihan cairan, ketidakseimbangan elektrolit, asiadosis berat
Tujuan : mempertahankan curah jantung dibuktikan oleh TD dan denyut jantung/irama dalam batas normal, nadi perifer kuat
Intervensi
Rasional
1. awasi TD dan frekuensi jantung


2. obsv EKG atau telemetri untuk perubahan irama

3. kaji warna kulit, membran mukosa dan dasar kuku, perhatikan waktu pengisian kapiler

4. perhatikan nadi lambat, hipotensi, kemerahan dan penurunan tingkat kesadarn

5. selediki laporan kram otot, bebas/kesemutan pada jari, dhn kejang otot atau hiperfleksia
6. pertahankan tirah baring/dorong istirahat adekuat
7.  kolaborasi : nerikan obat-obatan sesuai indikasi, cth : agen inotropik
1. kelebihan volume cairan, disertai dgn HT dan efek uremia meninhkatkan kerja jantung dan dapat menimbulkan gagal jantung
2. perubahan pd fungsi elektromekanis dapat menjadi bukti pada respons terhadap berlanjutnya gagal ginjal , akumulasi toksin
3. pucat mungkin menunjukkanbvasokonstriksi atau enemia, sianosis mungkin b.d kongesti paru dan/atau gagal jantung
4. penggunaan obat mengandung magnesium dapat mengakibatkan hipermagnesemia, potensial disfungsi neuromaskular dan resiko henti napas/jantung
5. neuromaskular indikator hipokalemia, yg dapat mempengaruhi kontraktilitas dan fungsi jantung
6. menurunkan konsumsi oksigen/kerja jantung
7. digunakan untuk memperbaiki curah jantung dengan meningkatkan kontraktilitas miokardia dan volume sekunder.

3.      Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d katabolisme protein, anoreksia, mual dan muntah
Tujuan : mempertankan BB seperti yg diindikasikan situasi dan tidak ada udema
Intervensi
Rasional
1. kaji/pemasukan diet


2. berikan makanan sedikt tapi sering

3. berikan pasien/orng terdekat daftar makanan / cairan diizinkan dan dorong terlibat dan pilihan menu
4. tawarkan perawatan mulut sering/cuci dhn larutan 25% cairan asam asetat


5. timbang BB tiap hari



6. kolaborasi : konsul dengan ahli gizi
      Berikan obat sesuai indikasi, sediaan besi, kalsium, vit D, B dan antimietik
1. membantu dalam identifikasi      defisiensi dan kebutuhan diet. Kondisi fisik umum,gejala uremik
2. meminimalkan anoreksia dan mual dengan status uremik/menurunnya peristaltik.
3. memberikan pasien tindakan kontrol dalam pembatasan diet.makanan dalam rumah dapat meningkatkan napsu makan.
4.membran mukosa menjadi kering dan pecah. Perawatan mulut menyejukkan, meminyaki, dan membantu menyegarkan rasa mulut
5. pasien puasa atau kata boleh secara akan secara normal kehilangan 0,2-0,5 kg/hari. Perubahan 0,5 kg perhari dapat menunjukkan perpindahan kelebihan cairan
6. menetukan kalori individu dan kebutuhan nutrisis dalam pembatasan
Diberikan pada pasien gangguan GI, dan untuk pertahanan nutrisi adekuat serta menghilangkan mual/muntah,

4.      Kelahan b.d penurunan produksi energi metabolik, anesehubungan mia
Tujuan : rasa berenergi dan berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
Interveinsi
Rasional
1. evaluasi laporan kelelahan, kesulitan menyelesaikan tugas. Perhatikan kemampuan tidur/istirahat dgn tepat

2. kaji kemampuan untuk berpartisipasi pd aktivitas yg diinginkan
3. identifikasi faktor stress/psikologis yg dapat memperberat

4. rencanakan periode istirahat adekuat


5. berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari/ambulasi
6. kolaborasi : awasi kadar elektrolit maupun kalsium, magnesium dan kalium.
1. menentukan derajat dari efek ketidakmampuan


2. mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi
3. mungkin mempunyai efek ekumulatif yg dapat diturunkan bila masalah dan takut diakui atau diketahui
4. mencegah kelelahan berlebihan dan menyimpan energi untuk penyembuhan, regenerasi jaringan
5. mengubah energi, memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang normal
6. ketidakseimbangan dapat menganggu fungsi neuromaskular yang memerlukan peningkatan penggunaan energi untuk menyelesaikan tugas dan potensial perasaan lelah

5.      Resiko tinggi terhadap infeksi b.d depresi pertahanan imunologi dan prosedur invasif
Tujuan : tak mengalami tanda dan gejala infeksi
Intervensi
Rasional
1. tingkatkan cuci tangan yang baik pada pasien dan staff
2. hindari prosedur intensif dan memanipulasi kateter tak menetap, gunakan teknik aseptik, ubah sisi/balutan perprotokol
3. berikan perawatan kateter rutin dan tingkatkan perawatan perianal
4. dorong napas dalam, batuk dan pengubahan posisi sering

5. kolaborasi : ambil spesismen untuk kulit dan sensitivitas, berikan antibiotik tepat sesui indikasi

1. menurunkan resiko kontaminasi silang

2. Membatasi introduksi bakteri kedalam tubuh. Deteksi dini/pengobatan terjadinya infeksi dapat mencegah sepsis

3. menurunkan kontaminasi bakteri dn resiko ISK asenden
4. mencegah ateletaksis dan memobilisasi sekret untuk menurunkan resiko infeki paru

5. mamastikan infeksi dan identifikasi organisme khusus, membantu pemilihan pengobatan infeksi paling efektif.


GGK
1.      Kelebihan volume cairan b.d penurunan haluaran urin, diet berlebih dan retensi cairan dan natrium
Tujuan : mempertahankan berat badan ideal tanpa kelebihan cairan
Intervensi
Raional
1. kaji status cairan 


2. batasi masukan cairan


3. identifikasi sumber potensial cairan

4. jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan

5. bantu pasien dalam menghadapi ketidaknyamanan akibat pembatasan cairan
6. tingkatkan dan dorong hygiene oral dan sering.
1. pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi
2. pembatasan cairan akan menetukan berat tubuh ideal, haluaran urine dan respons terhadap terapi
3. sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi
4. pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan
5. kenyamanan pasien meningkatkan kepatuihan terhadap pembatasan diet

6. Higyene oral mengurangi kekeringan membran mukosa mulut

2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, mual dan muntah, pembatasan diet dan perubahan membran mukosa
Tujuan : mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Intervensi
Rasional
1. kaji status nutrisi

2. kaji pola diet nutrisi pasien

3.Kaji faktor yang berperan dalam merubah masukan nutrisi klien


4. Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet
5. tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis, telur, produk susu, daging

6. anjurkan cemilan tinggi kalori rendah protein, rendah natrium diantara waktu makan


7. ubah jadwal medikasi sehingga medikasi ini tidak segera diberikan waktu makan
8. sediakan daftar makanan yang dianjurkan secara tertulis dan anjuran untuk memperbaiki rasa tanpa menggunakan natrium atau kalium
9. ciptakan lingkungan yg menyenangkan sewaktu makan

10. timbang BB harian
1. menyediakan data dasar untuk perubahan dan mengevaluasi intervensi
2. pola diet dahulu dan sekarang dan pertimbangkan dalam menyusun menu
3. menyediakan informasi mengenai faktor lain yang dapat diubah atau dihilangkan untuk meningkatkan masukan diet

4. mendorong peningkatan masukan diet

5. protein lengkap diberikan untuk mencapai keseimbangan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan penyembuhan

6. mengurangi makanan dan protein yang dibatasi dan menyediakan kalori untuk energi, membagi protein untuk pertumbuhan dan penyembuhan jaringan

7. ingesti medikasi sebelum makan menyebabkan anoreksia dan rasa kenyang

8. daftar yg dibuat menyediakan pendekatan yang positif terhadap pembatasan diet dan merupakan referensi untuk pasien dan keluarga yang dapat digunakan dirumah
9. faktor yg menyenagkan berperan dalam menimbulkan anoreksia dihilangkan

10. untuk memantau status cairan dan nutrisi.

3.      Kurang pengetahuan b.d kondisi dan penanganan
Tujuan : meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang bersangkutan
Intervensi
Rasional
1. kaji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal, konsikuensinya dan penanganannya
2. jelaskan fugsi renal dan konsikuensi gagal ginjal sesuai dengan tingkat pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar
3. bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnnya
4. sediakan informasi baik tertuli atau secara oral tentang penyakit gagal ginjal
1. merupakan instruksi dasar untuk penjelasan dan penyuluhan lebih lanjut

2. pasien dapat belajar tentang gagal ginjal dan penanganan setelah mereka siap untuk memahami dan menerima

3. pasien dapat melihat bahwa kehidupan tidak harus berubah kerena penyakit



4. pasien memiliki informasi yang dapat digunakan untuk klarifikasi selanjutnya dirumah.

4.      Intoleransi aktivitas b.d keletihan, anemia, retensi produk sampah dan prosedur dialisis
Tujuan : berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
Intervensi
Rasional
1. kaji faktor yang menimbulkan keletihan
2. tingkatkan kemandirian dalam aktivitas  perawatan diri yang dapat ditoleransi: bantu jika keletihan terjadi
3. anjurkan aktivitas alternatif sambil; istirahat


4. anjurkan untuk beristirahat setelah dialisis
1. menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan
2. meningkatkan aktivitas ringan atau sedang dan memperbaiki harga diri


3. mendorong latihan dan aktifitas dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat yang adekuat
4. dialisis bagi banyak pasien sangat melelahkan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Taeyeon - Girls' generation snsd
Cursor Bertabur Bintang Dengan Warna Merah