Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Askep Waham


A.    PENGERTIAN
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998)
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI, 2000)
Waham adalah suatu keyakinan seseorang  berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespom stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi atau informasi secara akurat (keliat, 1999)

B.     ETIOLOGI
·         Faktor predisposisi
ü Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal seseorang.hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya se.hingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif
ü  Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya waham.
ü  Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/ bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
ü  Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya predisposisi otak, pembesaran ventrikel diotak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
ü  Faktor Genetik

·         Faktor presipitasi
ü  Faktor  Sosial Budaya
Waham yang dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok.
ü  Faktor  Biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham pada seseorang.
ü  Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
·         faktor perilaku
Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi, tetapi mungkin terlihat eksentrik dan aneh. Tidak jarang bersikap ciriga atau bermusuhan terhadap orang lain. Klien biasanya cerdik ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data. Selain itu perasaan hatinya konsisten dengan isi waham.
·         mekanisme koping
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi kecuali klien waham spesifik terhadap orang, tempat, waktu. Daya ingat atau kognisi lainnya biasanya akurat. Pengendalian implus pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencan bunuh diri, membunuh, atau melakukan kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir: waham biasanya diawali dengan adanya riwayat penyakit berupa kerusakan pada bagian korteks dan libik otak. Bisa dikarenakan terjatuh atau didapat ketika lahir. Hal ini mendukung terjadinya perubahan emosional seseorang yang tidak stabil. Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri, kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan. Waham kebesaran akan timbul sebagai manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Bila respon lingkungan kurang mendukung terhadap perilakunya dimungkinkan akan timbul risiko perilaku kekerasan pada orang lain.                         
C.    RENTANG RESPON
Respon adaptif                                                                                  respon maladaptif


·         Pikiran logis
·         Presepsi akurat
·         Emosi konsisten dengan pengalaman
·         Perilaku sesuai
·         Hubungan sosial harmonis

·         Kadang proses pikir terganggu
·         Ilusi
·         Emosi berlebihan
·         Berperilaku yang tidak biasa
·         Menarik diri

·         Gangguan isi pikir halusinasi
·         Perubahan proses emosi
·         Perilaku tidak terorganisasi
·         Isolasi sosial

Gambar rentang respon perubahan proses pikir waham ( sumber: keliat(1999))

D.    TANDA & GEJALA
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir : waham adalah sbb.
·         Menolak makan
·         Tidak ada perhatian pada perawatan diri
·         Gerakan tidak terkontrol
·         Mudah tersinggung
·         Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
·         Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
·         Menghindar dari orang lain
·         Mendominasi pembicaraan
·         Berbicara kasar
·         Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan
Sebagai contoh tanda & gejala macam-macam waham:
ü  Waham Agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari,” atau klien mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan yang dapat mengendalikan makhluknya.
ü  Waham Kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Saya ini pejabat di Departemen Kesehatan lho...”
“Saya punya tambang emas!”
ü  Waham Curiga
Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Saya tahu...semua saudara saya ingin menghancurkan hidup karena saya karena mereka semua iri dengan kesuksesan yang dialami saya.”
ü  Waham Somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh:
Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker, namun setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.
ü  Waham Nihilistik
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
“Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh.”

    E.     TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
1.      Tindakan keperawatan pada klien
·         Tujuan
a.       Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap.
b.      Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan.
c.       Klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar.
·         Tindakan
a.       Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan  yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah sbb:
1.      Mengucapkan salam terapeutik
2.      Berjabat tangan
3.      Menjelaskan tujuan interaksi
4.      Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
b.      Tidak mendukung atau membantah waham klien.
c.       Yakinkan klien berada dalam keadaan aman.
d.      Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.
e.       Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
f.       Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
g.      Berikan pujian bila penampilan dari orientasi klien sesuai dengan realitas.
h.      Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimiliknya pada saat yang lalu dan pada saat ini.
i.        Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya.
j.        Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah.
k.      Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien.
l.        Berbicara dalam konteks realitas.
m.    Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya
n.      Berikan pujian yang sesuai
o.      Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaat, dosis, jenis dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
p.      Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa konsultasi.
2.      Tindakan keperawatan untuk keluarga klien
·         Tujuan
a.       Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien.
b.      Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum dipenuhi oleh wahamnya.
c.       Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal.
·         Tindakan Keperawatan
a.       Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien.
b.      Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien.
c.       Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama, obat, dosis, frekuensi, efek samping, dan akibat penghentian obat).
d.      Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan.

       F.     DATA FOKUS
Masalah keperawatan
Data yang perlu dikaji
Perubahan proses pikir: waham kebesaran
Subjektif:
·        Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling hebat.
·        Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus.
objektif
·        Klien terus berbicara tentang kemampuan yang dimiliknya.
·        Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang.
·        Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.


 G.    DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Risiko tinggi perilaku kekerasan
2.      Perubahan proses pikir: waham
3.      Isolasi sosial
4.      Harga diri rendah kronis.

H.    RENCANA PERAWATAN
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
 Ø  Masalah         : perubahan proses pikir : waham (Kebesaran)
 Ø  Pertemuan      : ke-1 (pertama)

     A.   Proses Keperawatan
1.      Kondisi
Klien mengatakan ia memiliki toserba, sibuk bisnis dan ingin mendirikan partai, klien selalu mengulang-ulang kemampuan yang dimilikinya. Klien terlihat mondar-mandir dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.
2.      Diagnosa keperawatan
Perubahan proses pikir: waham
3.      Tujuan khusus/SP 1
·         Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan kriteria sbb,
a.       Ekspresi wajah bersahabat
b.      Menunjukkan rasa senang
c.       Bersedia berjabat tangan
d.      Bersedia menyebutkan tangan
e.       Ada kontak mata
f.       Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
g.      Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya
·         Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap
4.      Tindakan Keperawatan
·         Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
a.       Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun nonverbal
b.      Perkenalkan diri dengan sopan
c.       Tanyakan lengkap dan nama penggilan yang disukai klien
d.      Jelaskan tujuan pertemuan
e.       Jujur dan menepati janji
f.       Tunjukkan sikap empati dan  menerima klien apa adanya
g.      Beri perhatian pada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien
·         Identifikasi masalah klien
·         Bicara pada korteks realita (tidak mendukung atau membantah waham klien)
·         Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya
·         Masukan dalam jadwal harian klien

      B.     Strategi Komunikasi Dan Pelaksanaan
1.      Orientasi
·         Salam terapeutik
“Assalamualaikum pak ... bertemu lagi dengan saya, masih kenal tidak dengan saya? Nama saya ... bisa dipanggil ... saja. Bapak ingat? Seperti kemarin, hari ini saya bertugas disini dari 07.00-12.00 siang nanti.”
·         Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan bapak hari ini? Tidurnya semalam nyenyak tidak? Sekarang bapak ada keluhan tidak? Bagaiman giginya? Sudah sembuh?”
·         Kontrak
“baiklah, sesuai janji kemarin, hari ini kita akan ngobrol ya pak? Bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap mengenai bidang yang bapak sukai? Dimana kita duduk? Berapa lama? Bagaimana kalo sepuluh menit?”
2.      Kerja
“Bidang apakah yang bapak sukai? Kemarin bapak sempat mengatakan memiliki toserba, apakah bapak suka dengan bisnis? Mengapa bapak menyukainya? Bagaimana dengan politik? Apakah bapak juga menyukainya? Karena beberapa hari yang lalu bapak juga mengatakan kepada saya ingin membuat partai politik baru, benar pak? Mana yang lebih bapak sukai bisnis atau politik? Mengapa bapak lebih menyukai itu? Karena sekarang bapak berada disini apakah menurut bapak, bapak bisa menjalankan bidang yang bapak minati tersebut? Bagaiman caranya? Apakah bisa kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan sehari-hari.”
3.      Terminasi
·         Terminasi subjektif
“Bagaiman perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap?”
·         Evaluasi objektif
“jadi bidang apa yang bapak sukai”
·         Rencana tindak lanjut
“setelah kita tahu bidang apa yang bapak sukai, bagaiman kalo besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak miliki?”
·         Kontrak yang akan datang
a.       Topik : “bagaimana kalo besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak miliki. Selanjutnya kita pilih mana yang bisa kita lakukan di sini, bapak setuju?”
b.      Waktu  : “kira-kira kita besok bertemu jam berapa? Bagaiman kalo jam 10 saja? Sampai ketemu besok ya.”
c.       Tempat : “bagaimana kalau ditempat biasa kita ngobrolnya?”

Pengkajian klien dengan perubahan proses pikir: waham dalam asuhan keperawatan

1.      Proses pikir
[  ] sirkumstansial                                                     [  ] tangensial
[  ] flight of ideas                                                      [  ] blocking
[  ] kehilangan asosiasi                                             [  ] pengulangan bicara
2.      Isi pikir
[  ] obsesi                                                                  [  ] fobia
[  ] depersonalisasi                                                    [  ] ide terkait
[  ] hipokondria                                                         [  ] pikiran magis
[  ] waham
[  ] agama
[  ] curiga
[  ] somatik
[  ] nihilistik
[  ] kebesaran
[  ] siar pikir
[  ] sisip pikir
[  ] kontrol pikir

Berikan tanda checklist pada kolom yang sesuai data pasien!
Sumber : Keliat (1999)

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan untuk mengkaji klien  dengan waham:
  1.  Apakah klien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dengan menetap? 
  2. Apakah klien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah klien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
  3.  Apakah klien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh atau tidak nyata?
  4.  Apakah klien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
  5.  Apakah klien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
  6.  Apakah klien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
  7.  Apakah klien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakinkan bahwa orang lain dapat membaca pikirannya.
       LATIHAN

Latihan 1. Membina hubungan saling percaya dan mengidentifikasi waham klien

Orientasi:
“Assalamualikum dik, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat dari puskesmas Darul Imarah, saya akan merawat adik hari ini, nama adik siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang B rasakan sekarang?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang?”
“Di mana enaknya kita berbincang-bincang, B?”
Kerja:
“Saya mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tetapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus B?
“Sekarang B ada dirempat yang aman, saya dan keluarga B akan selalu menemani B.”
“wah... warna baju yang B kenakan hari ini cocok sekali dengan warna kulit B.”
“apa saja harapan B selama ini, bisa B ceritakan kepada saya?”
“wah... ternyata harapan B cukup banyak ya.”
“B masih ingat siapa nama ibu B?”
“bagus sekali B dapat menyebutkan nama ibu B dengan tepat.”
Terminasi:
“bagaiman perasaan B setelah berbincang-bincang dengan saya?”
“bagaimana kalo saya datang kembali kerumah  B dua hari yang akan datang?”
“jam berapa sebaiknya saya datang kembali?”
“di mana enaknya kita bercakap-cakap nanti?”
“bagaimana kalo nanti kita bicrakan tentang hobinya B?”
“nah selama dua hari tidak bertemu ini coba B ingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran B.”

Latihan 2. Memberikan tindakan keperawatan kepada klien waham

Orientasi:
“Assalamualaikum B, sesuai dengan janji saya 2 hari yang lalu sekarang saya datang lagi.”
“Apakag B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran B?”
“Bagaiman kalo kita bicarakan tentang hobi B tersebut?”
“Berapa lama B mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?”
Kerja:                                   
“Apa saja hobi B?”
“Wah...rupanya juga B pandai menari seudati ya, tidak semua orang bisa menari itulah B”
“Bisa B ceritakan kepada saya kapan pertama kali B belajar menari seudati, siapa yang dulu mengajarkannya kepada B, di mana?”
“Bisa B peragakan kepada saya bagaimana menari seudati itu?”
“Wah...bagus sekali tarian seudati B.”
“bagaimana kalau sekarang B teruskan kemampuan menari seudati tersebut...”
“Coba kita buat jadwal untu kemampuan B ini ya, berapa kali sekali sehari/seminggu B mau menari sedauti?”
“Apa yang B harapkan dari kemampuan menari sedauti ini?”
“Ada tidak hobi atau kemamapuan B sel;ain menari sedauti?”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang  hobi dan kemampuan B?”
“Setelah ini coba B mulai latihan menari sedauti sesuai dengan jadwal yang kita buat ya dan coba B ingat-ingat apa saja obat yang B minum selama ini.”
“Dua hari lagi saya akan kembali mengunjingi B ya?”
“nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus B minum, setuju?”

Latihan 3. Mengerjakan dan melatih cara minum obat yang benar
Orientasi:
“Assalamualaikum B, sesuai dengan jamji saya dua hari yang lalu, sekarang saya datang lagi.”
“Bagaimana B sudah ingat apa saja obat yang selama ini B minum?”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang obat yang B minum?”
“Dimana kita mau berbicara?”
“Berapa lama B mau kita berbicara?”
Kerja:                            
“B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga tenang.”
“obatnya ada tiga macam B, yang warnanya orange namanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan merah jambu ini namanya HLP, semuanya ini harus B minum 3 kali sehari, setiap jam 7 pagi, 1 siang dan 7 malam.”
“Bila nanti setelah minum obat mulut B terasa kering, untuk mengatasinya B bisa mengisap-isap batu.
“Bila terasa mata berkunag-kunang, sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu.”
“Sebelum minum obat ini, B lihat dulu label dikotak obat. Apakah benar nama B tertulis di sana, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harusa di minum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar.”
“B, obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus B minum dalam waktu yang lama. Sebaiknya B tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter.”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap-cakap tentang obat yang B minum?”
“Setelah ini coba B minum obat sesuai dengan yang saya ajarkan tadi.”
“dua hari lagi saya akan kembali  mengunjungi B ya?”
Nanti saya akan bicara dengan ibu dan bapak B.”
"Bagaimana pak/ibu, bisa kita ketemu dua hari lagi untuk membicarakan cara merawat B di rumah?"
"Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja"'.

Latihan 4. Perawatan klien waham oleh keluarga

Orientasi:
“Assalamualaikum pak/bu, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya datang lagi.”
“Bagaiman pak/bu, apakah B sudah minum obat secara teratur?”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalo kita membicarakan tentang bagaimana cara merawat B dirumah?”
“Dimana kita mau berbicara dan berapa lama bapak dan ibu mau kita berbicara?”
Kerja:
“Pak/bu sebaiknya ibu dan bapak tidak perlu khawatir dalam menghadapi sikap B yang selalu mengaku-ngaku sebagai seorang nabi. Hal yang harus bapak & ibu lakukan adalah setiap kali anak bapak & ibu berkata seperti itu, bapak & ibu dapat menanggapinya dengan: bapak/ibu mengerti B merasa bahwa B adalah seorang nabi, tetapi sulit untuk bapak/ibu mempercayainya karena setahu bapak/ibu semua nabi itu sudah tidak ada lagi, bisa kita lanjutkan tentang kemampuan-kemampuan yang pernah B miliki oleh?”
“Bagaiman kalo dicoba lagi sekarang?” (jika anak bersedia mencoba keluarga dapat memberi pujian.
“Lalu bapak&ibu juga harus lebih sering memuji B jika ia melakukan hal-hal yang baik ya.”
“Hal-hal ini sebaiknya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan B.”
“Pak/Bu B perlu obat ini agar pikirannya lebih tenang sehingga, dapat tidur dengan nyenyak.”
“Obat ini harus diminum secara teratur setiap hari dan jangan dihentikan sebelum berkonsultasi sebelum berkonsultasi dengan dokter karena akan menyebabkan B kambuh kembali.”


(libatkan keluarga saat memberi penjelasan obat kepada klien.)
terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak&ibu setelah kita bercakap-cakap tentang keadaan B di rumah?”
“Setelah ini coba bapak&ibu lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi dan tolong bantu B dalam minum obat sesuai yang saya ajarkan tadi.”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu &bapak misalnya, mengaku sebagai nabi terus-menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak minum obat/memperlihatkan perilaku yang membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi saya di puskesmas... atau hubungi nomor ini.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Taeyeon - Girls' generation snsd
Cursor Bertabur Bintang Dengan Warna Merah